Suatu ketika... Syaidina Ali bin Abi Tholib berhasil melumpuhkan musuhnya & pedang zulfaqor
terhunus dan siap menebas batang leher sang pecundang... tiba2 muka Ali di ludahi oleh lawannya... seketika Ali melemparkan pedang jauh2 maka sang musuh bertanya keheranan kenapa engkau tak jd membunuhku? Ali menjawab: Pada awalnya aku ingin membunuhmu karena Allah tapi jika tadi kulakukan maka aku membunuhmu bukan karena Allah, tapi karena membencimu & aku tak akan pernah mau melakukan apapun selain karena Allah semata.
Dalam kisah Barata Yudha diceritakan Raden Abimanyu (Putra Raden Arjuna) sang putra mahkota yang berjuang membela Pandawa dihabisi oleh pasukan Kurawa dikeroyok secara licik padahal sang pangeran Abimanyu yang sendirian sudah tidak berdaya, tapi malah dieksekusi beramai-ramai tanpa ampun hingga gugur sebagai kesuma bangsa dalam keadaan jazad yang sangat menggenaskan.
Raden Arjuna membalasnya dengan membunuh Jayadrata yang disinyalir menjadi penyebab utama sang putranya perlaya di medan jurit. Sementara Adipati Karna yakin dapat membunuh Raden Arjuna dalam peperangan di tegal kuru setra. Namun Prabu Kresna menjadikan Raden Gatot Kaca menjadi tawur atau perisai hidupnya Raden Arjuna hingga justru Raden Gatot Kaca yang merupakan panglima perang yang berasal dari pasukan elit angkatan udara harus menemui ajalnya diterjang oleh rudalnya Adipati Karna yang bernama senjata Kunta. Adipati Karna yang diprediksi bakal mengalahkan Raden Arjuna justru malah terpenggal kepalanya oleh senjata Pasopatinya Raden Arjuna. Akhirnya perang saudara antara Pandawa dan Kurawa yang banyak melibatkan banyak negara-negara itupun dimenangkan oleh fihak Pandawa.
Sekarang telah terjadi perang saudara di negara Libya antara pasukan loyalis Kolonel Muammar Khadafi berhadapan dengan pasukan pemberontak yang menamakan Pasukan Dewan Transisi Nasional (NTC) dan pertempuran menjadi tidak seimbang karena pasukan tentara NTC dibantu oleh tentara Fakta Pertahanan Atlantik Utara (Nato) yang dipimpin oleh Amerika Serikat, Perancis, Inggris dan konco-konconya.
Akhirnya sang mantan pemimpin eksentrik Libya Muammar Khadafi yang dimasa kejayaannya sering kali dikelilingi oleh para pengawal elit yang cantik-cantik (Pasukan Amazon) harus menemui ajal dengan tragis, disiksa, diseret dari lubang persembunyiannya dan akhirnya dieksekusi dengan berondongan tembakan di kepala dan perutnya oleh tentara NTC, padahal Khadafi sudah tidak berdaya dan sempat memohon untuk tidak dieksekusi, bahkan Raja Afrika itu masih sempat memberi nasihat kepada tentara pemberontak tapi malah dibentak dan dibunuh tanpa ampun.
Istri Khadafi sangat bangga atas keberanian suami dan anak-anaknya, menghadapai 40 negara dan antek-antek asing di Libia, selama enam bulan. "Mereka adalah syuhada," demikian Arrai, mengutip istri Khadafi.
Akhir hidup Khadafi mirip dengan kisah tragis Raden Abimanyu, tapi apabila pasukan tentara NTC yang nota bene beragama Islam mau bercermin kepada kisah pertempuran Syaidina Ali bin Abi Tholib singa padang pasir yang selalu dapat mengalahkan musuh-musuhnya dalam suatu peperangan, maka Khadafi sang diktator Islam mungkin akan lebih manusiawi apabila mengalami nasib yang sama dengan Saddam Husein mantan presiden Iraq, yaitu menjalani persidangan dan dinyatakan telah terbukti bersalah, lalu dihukum gantung. Namun pengadilan yang paling adil itu adalah pengadilan Allah SWT yang akan dilakukan diakhirat kelak.
Halo.. halo.. PBB, negara-negara Arab, negara-negara Islam, Liga Arab, OKI, Amerika Serikat, Inggris,
Perancis dan semua negara di dunia... kapan dunia damai.. banyak yang cinta damai.. tapi perang makin ramai... bingung... bingung kumemikirkan";^_^;"
terhunus dan siap menebas batang leher sang pecundang... tiba2 muka Ali di ludahi oleh lawannya... seketika Ali melemparkan pedang jauh2 maka sang musuh bertanya keheranan kenapa engkau tak jd membunuhku? Ali menjawab: Pada awalnya aku ingin membunuhmu karena Allah tapi jika tadi kulakukan maka aku membunuhmu bukan karena Allah, tapi karena membencimu & aku tak akan pernah mau melakukan apapun selain karena Allah semata.
Dalam kisah Barata Yudha diceritakan Raden Abimanyu (Putra Raden Arjuna) sang putra mahkota yang berjuang membela Pandawa dihabisi oleh pasukan Kurawa dikeroyok secara licik padahal sang pangeran Abimanyu yang sendirian sudah tidak berdaya, tapi malah dieksekusi beramai-ramai tanpa ampun hingga gugur sebagai kesuma bangsa dalam keadaan jazad yang sangat menggenaskan.
Raden Arjuna membalasnya dengan membunuh Jayadrata yang disinyalir menjadi penyebab utama sang putranya perlaya di medan jurit. Sementara Adipati Karna yakin dapat membunuh Raden Arjuna dalam peperangan di tegal kuru setra. Namun Prabu Kresna menjadikan Raden Gatot Kaca menjadi tawur atau perisai hidupnya Raden Arjuna hingga justru Raden Gatot Kaca yang merupakan panglima perang yang berasal dari pasukan elit angkatan udara harus menemui ajalnya diterjang oleh rudalnya Adipati Karna yang bernama senjata Kunta. Adipati Karna yang diprediksi bakal mengalahkan Raden Arjuna justru malah terpenggal kepalanya oleh senjata Pasopatinya Raden Arjuna. Akhirnya perang saudara antara Pandawa dan Kurawa yang banyak melibatkan banyak negara-negara itupun dimenangkan oleh fihak Pandawa.
Sekarang telah terjadi perang saudara di negara Libya antara pasukan loyalis Kolonel Muammar Khadafi berhadapan dengan pasukan pemberontak yang menamakan Pasukan Dewan Transisi Nasional (NTC) dan pertempuran menjadi tidak seimbang karena pasukan tentara NTC dibantu oleh tentara Fakta Pertahanan Atlantik Utara (Nato) yang dipimpin oleh Amerika Serikat, Perancis, Inggris dan konco-konconya.
Akhirnya sang mantan pemimpin eksentrik Libya Muammar Khadafi yang dimasa kejayaannya sering kali dikelilingi oleh para pengawal elit yang cantik-cantik (Pasukan Amazon) harus menemui ajal dengan tragis, disiksa, diseret dari lubang persembunyiannya dan akhirnya dieksekusi dengan berondongan tembakan di kepala dan perutnya oleh tentara NTC, padahal Khadafi sudah tidak berdaya dan sempat memohon untuk tidak dieksekusi, bahkan Raja Afrika itu masih sempat memberi nasihat kepada tentara pemberontak tapi malah dibentak dan dibunuh tanpa ampun.
Istri Khadafi sangat bangga atas keberanian suami dan anak-anaknya, menghadapai 40 negara dan antek-antek asing di Libia, selama enam bulan. "Mereka adalah syuhada," demikian Arrai, mengutip istri Khadafi.
Akhir hidup Khadafi mirip dengan kisah tragis Raden Abimanyu, tapi apabila pasukan tentara NTC yang nota bene beragama Islam mau bercermin kepada kisah pertempuran Syaidina Ali bin Abi Tholib singa padang pasir yang selalu dapat mengalahkan musuh-musuhnya dalam suatu peperangan, maka Khadafi sang diktator Islam mungkin akan lebih manusiawi apabila mengalami nasib yang sama dengan Saddam Husein mantan presiden Iraq, yaitu menjalani persidangan dan dinyatakan telah terbukti bersalah, lalu dihukum gantung. Namun pengadilan yang paling adil itu adalah pengadilan Allah SWT yang akan dilakukan diakhirat kelak.
Halo.. halo.. PBB, negara-negara Arab, negara-negara Islam, Liga Arab, OKI, Amerika Serikat, Inggris,
Perancis dan semua negara di dunia... kapan dunia damai.. banyak yang cinta damai.. tapi perang makin ramai... bingung... bingung kumemikirkan";^_^;"
0 komentar:
Posting Komentar