TAKDIR TAK DAPAT DITOLAK
Sebelumnya mohon maaf apabila dalam kisah ini ada pembaca yang merasa kurang berkenan, tapi tanpa mengurangi rasa hormat penulis bermaksud mengambil hikmah sekaligus suatu pembelajaran dari semua peristiwa/kejadian yang pasti teralami oleh siapapun jua. Sebagai insan yang menjalani kehidupan pastilah ada akhir hayatnya, hanya saja kita tidak akan pernah tahu kapan dan siapa yang terlebih dahulu dipanggil oleh Yang Maha Kuasa. Kita hanya bisa berusaha dan berdo'a atau berdo'a dan berusaha semaksimal mungkin, namun hanya Tuhanlah yang dapat menentukan takdir manusia masing-masing.
Beberapa tahun yang lalu Perguruan Pencak Silat Cakra Buana Indonesia (CBI) Kota Bogor mengikuti event kejuaraan Pencak Silat di Kabupaten Bogor.Sepulang dari kejuaraan Pencak Silat, saya dan Cakra Utama Wawan Dharmawan bermaksud naik angkot, karena hanya ada lima motor yang seharusnya 6 motor untuk pulang. Tiba-tiba Cakra Pratama Nandang Suherman memerintahkan Adam adiknya untuk mengantar saya dan Wawan, ada 1 motor lainnya yang menawarkan untuk pindah, saya dan wawan tetap naik motor adiknya Nandang. Wawan sempat menawarkan agar saya duduk di tengah saja, tapi saya menolaknya dan tetap duduk di belakang. Karena sang pembawa motor membawa kami berdua sangat cepat, tiba-tiba di suatu belokan jalan pemda ada angkot, maka terjadilah tabrakan yang sangat hebat. Hanya Wawan yang tak terluka sementara Adam mengalami luka yang cukup serius dan saya mengalami retak pada pergelangan tangan kiri. Kami bertiga mengalami takdirnya masing-masing; Wawan yang duduk ditengah sama sekali tak terluka, Adam tepar di aspal jalan berdarah-darah tapi 3 hari kemudian sudah masuk sekolah kembali ke SMA N 8 Bogor. Sementara saya mengalami kesembuhan retak pergelangan tangan kiri sampai berbulan-bulan dan selama satu bulan tidak mengajar di sekolah. Itulah takdir yang harus dijalani, kenapa tidak jadi naik angkot, kenapa tidak mau naik motor yang lain dan kenapa saya tidak mau duduk di tengah padahal sudah ditawarkan oleh Wawan, sementara 5 motor lainnya berdatangan dan menolong kami bertiga hingga pulang kerumah masing-masing. Itulah kenangan yang tak terlupakan saat berboncengan motor bertiga bersama Adam dan Wawan.
Pada tanggal 19 - 20 Februari 2011 PPS CBI Kota Bogor melaksanakan Ujian Pembinaan Anggota (Jipang) yang ke-20 dalam rangka pelantikan dan kenaikan tingkat para anggota dari tingkat yang terendah hingga yang tertinggi bertempat di Villa Saung Rahma di Kp. Cipelang Desa Pasir Eurih Cihideung, Cijeruk Kabupaten Bogor. Cakra Utama Wawan Dharmawan aktif di kepanitian menjadi salah satu penguji dan penilai dalam kegiatan tersebut. Aktifitasnya sangat dibutuhkan dan diandalkan baik di Perguruan Pencak Silat CBI maupun sebagai wasit juri kota Bogor. Sangat aktif di dunia persilatan semenjak duduk di SMP N 7 Kota bogor hingga akhir hayatnya. Tingkatan sabuk terakhir yang dimilikinya di PPS CBI adalah sabuk hitam dengan jabatan Cakra Utama.
Pada tanggal 31 Mei 2011 Cakra Utama Wawan Dharmawan membuat status terakhir di FB pada grup 'Cakra Buana Indonesia' sebagai berikut:
Wawan Chayanktini Asslmkm..hri ahad nnti insya Allah sy akan mlksnkan walimatul 'urusy..sy mnta do'a restu dr klian Smua pra anggota n jg dr pra petinggi CBI y, trutama dr guru bsr CBI yaitu bpk wira rahayu..
Pada hari Rabu ba'da Maghrib (Malam Kamis) tanggal 1 Juni 2011 Cakra Utama Wawan Dharmawan datang kerumah saya di Pabaton Kp. Anyar Gg. Masjid No. 63 RT 02/III Bogor sambil membawa 2 surat undangan pernikahan, yang satu untuk saya dan yang satu lagi untuk antek-antek CBI katanya. Kebetulan malam itu juga ada Cakra Yudha Rusdian Safari (Ustadz Iyus) yang ingin meminjam 5 slayer merah untuk perpisahan kelas 9 SMP IT ABN besok. Saya nitip salam ke ustadz Iyus karena besok hari Kamis, 2 Juni 2011 mau ada acara pelantikan dan raker pengurus DKM Ar Rahmah, paling saya bisa datang ke ABN ba'da Juhur. Saya dan ustadz Iyus sempat candain Wawan karena hari Minggu nanti tanggal 4 Juni 2011 akan menjadi hari yang berbahagian sebagai seorang pengantin.
Sabtu, 4 Juni 2011 (Malam Minggu) jam 22.19 WIB, saya tersentak kaget hampir tak percaya tatkala mendapat sms dari Cakra Wiyata Kurniawan yang isinya mengabarkan bahwa Cakra Utama Wawan Dharmawan telah meninggal dunia karena kecelakaan dan jenazah sedang dalam perjalanan pulang ke Cibadak Ciampea. Beberapa saat kemudian mendapat khabar serupa via sms dari Cakra Pratama Agus Sanjaya dan Cakra Taruna Siti Nurwahyuni. Selanjutnya Cakra Pratama Agus Sanjaya menelpon saya mengajak berkumpul bersama antek-antek CBI lainnya berkumpul di kafe terbuka bapak Entis. Disana telah berkumpul Cakra Pratama Anton Wibowo, Cakra Utama Agus Sanjaya dan Cakra Utama Bambang Karyadi menunggu informasi serta kedatangan Cakra Wiyata Kurniawan dan Cakra Utama Tian Hafidz karena keduanya yang telah melihat secara langsung jenazah Cakra Utama Wawan Dharmawan dan mengabarkan kepada keluarganya. Akhirnya antek-antek CBI bersepakat untuk berkumpul di Pabaton Kp. Anyar Gg. Masjid (Rumah Saya). Kami berkumpul dan bercerita tentang kronologis kejadian hingga larut malam sampai jam 01.00 WIB.
Menurut informasi Cakra Utama Tian Hafidz dan Cakra Wiyata Kurniawan berita wafatnya Almarhum Cakra Utama Wawan Dharmawan mengalami kesimpang siuran, bahkan di koran radar edisi 5 Juni 2011 di beri judul sangat besar "Calon Pengantin Digulung Banjir" almarhum Cakra Utama Wawan Dharmawan diberitakan selamat dan tetap akan melangsungkan pernikahannya dengan Kartini walaupun sekujur tubuhnya mengalami baret-baret.
Menurut versi Tian dan Kurniawan bahwa kronologis peristiwa dan latar belakangnya adalah sebagai berikut:
Kedua keluarga yang akan melangsungkan pernikahan berbeda pendapat akan adatnya masing-masing. Menurut adat dari fihak mempelai wanita sang calon pengantin laki-laki wajib menginap malamnya sebelum pernikahan di tempat calon mempelai wanita. Fihak mempelai laki-laki awalnya berkeberatan karena berbeda adatnya, namun mempelai laki-laki akhirnya dijemput oleh beberapa keluarga calon mempelai wanita dengan bermotor. Orang tua Wawan sempat melarang agar perjalanannya jangan sampai melalui sungai Cihideung walaupun masih bisa dilalui oleh motor dan berharap untuk melalui jalan yang lain walaupun harus berputar jauh terlebih dahulu. Entah ingin cepat-cepat sampai di rumah keluarga mempelai wanita atau mungkin ada hal-hal yang lain Wawan dan para penjemputnya tetap saja melalui sungai kecil tersebut di daerah Cibeureum. Tiba-tiba motornya mogok dan harus didorong, saat itulah datang banjir bandang sehingga Wawan dan motornya terseret arus air banjir bandang. Satu selamat dan satunya lagi hilang dan belum bisa diketemukan oleh tim SAR, Wawan sendiri terbawa arus air sejauh 2 km dan diketemukan dalam keadaan sudah tidak bernyawa. Tian dan Kurniawan tak dapat membendung tangisnya tatkala melihat sahabat yang sangat dekat itu sudah terbujur kaku di mobil dalam keadaan luka-luka yang sangat mengenaskan di wajah dan tubuhnya. Awalnya Tian mendapatkan berita duka dari Kartini calon mempelai wanita yang sanga syok, lalu Tian dan Kurniawan bergegas melihat jenazah Wawan dan saat itu pula mengabarkan berita duka secara langsung ke fihak keluarga Wawan di Ciampea sebelum akhirnya Tian dan Kurniawan tiba di Pabaton Kp. Anyar Gg. Masjid berkumpul dengan para petinggi CBI untuk memutuskan langkah-langkah selanjutnya.
Hanya Cakra Utama Bambang Karyadi yang menginap di Pabaton Kp. Anyar Gg. Masjid yang lainnya pulang dan kembali berkumpul pagi-pagi jam 06.30 WIB sambil mengabarkan antek-antek CBI yang lainnya. Dengan berkendaraan motor bersama-sama menuju rumah duka di Cibadak-Ciampea.
Para petinggi dan ante-antek CBI yang sudah berkumpul diantaranya adalah:
1. Cakra Perdana Wira Khicakra Lelanangingjagat
2. Cakra Wiyata Kurniawan
3. Cakra Yudha Rusdian Safari
4. Cakra Utama Tian Hafidz
5. Cakra Utama Bambang Karyadi
6. Cakra Pratama Agus Sanjaya
7. Cakra Pratama Anton Wibowo
8. Cakra Taruna Siti Nurwahyuni
9. Cakra Madya Herfa Novikasari
10. Cakra Madya Yuana Sari
11. Cakra Muda Hilda Natharia Yulianti
12. Cakra Muda Saeful Anwar
Yang menyusul 1 motor kemudian ke rumah duka di Ciampea adalah Surya Bhakti Sembiring dan Ratna Sari.
Kami semua mengikuti proses dari mulai tahlil di rumah duka yang di pimpin oleh Cakra Yudha Rusdian Safari (Ustadz Iyus), melihat wajah almarhun Cakra Utama Wawan Dharmawan untuk yang terakhir kalinya. Mensholatinya di Masjid sampai mengiringi kepemakamannya. Setelah proses penguburan, kami semua tetap berdo'a bersama-sama. Selama itu pula kami semua hampir tak kuasa menahan linangan air mata mengahantarkan kepergian salah satu petinggi terbaik yang dimiliki PPS CBI Kota Bogor. Diantara kami yang sangat terpukul dan syok adalah Cakra Wiyata Kurniawan dan Cakra Utama Tian Hafidz karena mereka sudah sangat kompak, baik terhdap almarhum maupun dengan keluarganya bagaikan sudah menjadi bagian dari keluarganya sendiri. Keluarga besar CBI pun sangat berduka dan sangat kehilangan putra terbaiknya, tapi kita semua harus rela dan tabah menerima kenyataan yang sudah menjadi suratan takdir. Suatu pembelajaran yang sangat berharga bahwa takdir tidak mungkin bisa di tolak tapi harus dijalani dengan usaha dan do'a ataupun dengan do'a dan usaha. Selanjutnya hanya Tuhanlah yang menentukan segala-galanya, hari Minggu, tgl 4 Juni 2011 yang sedianya menjadi hari kebahagian dan hari yang terindah serta hari suka cita bagi Almarhum Cakra Utama Wawan Dharmawan telah berubah menjadi hari duka cita. Tapi dengan Ridho Alloh SWT dan dengan kekuatan do'a bersama, kami yakin bahwa Almarhum Cakra Utama Wawan Dharmawan mendapat tempat yang layak di haribaanNya, hari itu tetap menjadi hari suka cita dan hari itu pula tetap merupakan hari yang terindah yang kekal abadi... amiin YRA
Bambang Ka وَ الَّذينَ جاؤُ مِنْ بَعْدِهِمْ يَقُولُونَ رَبَّنَا اغْفِرْ لَنا وَ لِإِخْوانِنَا الَّذينَ سَبَقُونا بِالْإيمانِ وَ لا تَجْعَلْ في قُلُوبِنا غِلاًّ لِلَّذينَ آمَنُوا رَبَّنا إِنَّكَ رَؤُفٌ رَحيمٌ : " Dan (pula) orang-orang yang datang sesudah mereka, mereka itu berkata; "Ya Tuhan kami! Ampunilah kami dan saudara -saudara kami yang telah men dahului kami dengan iman dan janganlah Engkau jadikan di da lam hati kami rasa dengki kepada orang-orang yang beriman; Tuhan kami! Sesungguhnya Eng kau adalah Maha Penyantun, Maha Penyayang." (QS Al-Hasyr 59: 10)
Allahummaghfirlahu warhamhu wa’afihi wa’fu ‘anhu wa akrim nuzulahu wa wassi’ madkhalhu wa nawwir quburahu.
BISMILLAHIRROHMAANIRROHIM
YA ALLAH
ENGKAU YANG MAHA PEMURAH PENCURAH RAHMAT
YANG MAHA KASIH TAK PILIH KASIH, YANG MAHA SAYANG TAK TERBILANG
KAU CURAHKAN KASIH SAYANGMU UNTUK KAMI ANAK BANGSA TERCINTA
YA ALLAH YANG MAHA BIJAKSANA
TAUFIK DAN HIDAYAHMU SEMOGA TERCURAH DAN TERLIMPAH
DALAM KALBU-KALBU SANUBARI YANG SUCI
YA ALLAH YANG MAHA PENGAMPUN
AMPUNILAH DOSA DAN KESALAHAN KAMI, DOSA ORANG TUA KAMI
GURU – GURU KAMI, SENIOR – SENIOR KAMI, PUTRA-PUTRI TERBAIK KAMI
REKAN-REKAN TERBAIK KAMI, KARNA HANYA KEPADAMU YA ALLAH KAMI
BERSERAH DIRI DAN HANYA KEPADAMU YAA ALLAH KAMI MEMOHON KESELAMATAN
ALLAHUMMA INNAA NAS ALUKA SALAAMATAN FIDDIN WA ‘AFIATAN FIL JASAAD
WAZIYADATAN FIL ‘ILMI, WABAROKTAN FIRRIZQI, WA TAUBATAN QOBLAL MAUT
WAROHMATAN INDAL MAUT, WA MAGHFIROTAN BA ‘DAL MAUT
ALLAHUMMA HAWWIN ‘ALAINA FII SAKAROTIL MAUT, WANNAJATA MINANNAR
WAL ‘AFWA ‘INDAL HISAAB
ROBBANA LA TUZIGH QULUUBANA BA ‘DA IDZHADAITANA WAHABLANA
MILLADUNKA ROHMATAN INNAKA ANTAL WAHHAAB
ROBBANA AATINA FIDDUNYA HASANAH, WAFIL AAKHIROTI HASANAH
WAQINA AZAABANNAAR
YAA ALLAH YA TUHAN KAMI
PERKENANKAN DO‘A KAMI...
ENGKAU MAHA PENERIMA DO‘A ...
AMIIN ... AMIIN .... AMIIN .... YAA ROBBAL ‘ALAMIN
Hikmah dari kejadian ini kami Keluarga Besar PPS CBI Kota Bogor Insya Allah akan mengadakan pengajian setiap 3 bulan sekali dalam rangka do'a bersama dan menjalin tali silaturahim yang tak akan pernah terputuskan sampai akhir hayat di kandung badan. Kita harus menyadari bahwa kematian itu adalah suatu anugerah sekaligus musyibah yang tetap dan pasti akan datang, hanya saja kita tidak pernah mengetahui kapan dan siapa yang terlebih dahulu dipanggil oleh Yang Maha Kuasa. Semoga tulisan ini dapat bermanfaat untuk siapa saja yang membacanya ;*_*;
hmmm,,,, kangen sama keluarga CBI....
BalasHapusga nyangka,, dapet berita kaya gitu,, saat itu...
dan sekarang,, baca blognya Pak Wira, jadi tau kejadiannya....
semoga Alm. Kak Wawan, bahagia di sana...
Amiin YRA
BalasHapusterima kasih atas apresiasi & do'anya:)"